#Sedang kangen masa kecil#


Kadang, kalau ada orang bertanya, "asalnya dari mana?" saya suka galau.
Sama seperti kalau ada orang bertanya, "namanya siapa?"

hmmmh...

Nama panggilan saya memang berbeda-beda, tapi ada dua yang sangat kuat melekat pada saya.

Pertama, tentu saja Yasmin (yang akhirnya diubah2 oleh temen-temen menjadi mimin, mincul, minclup, clupi, mintul, daaan lain-lain)

Kedua, Ines/Inez. Nama ini seperti nama panggilan yang lebih mudah bagi orang tua saya. Jadi, sejak kecil, saya sudah terbiasa dipanggil dengan sebutan ini. Bahkan, orang tua saya pun mengenalkan saya kepada orang lain dengan nama Ines ini. Semua saudara memanggil saya dengan nama ini. Teman TK, SD, SMP, SMA yang di Malang pasti memanggil saya dengan nama ini. Teman2 terdekat saya memanggil saya dengan nama ini.

Nama panggilan kedua itu sengaja saya ubah ketika saya pindah ke Jakarta lalu melanjutkan setengah masa SMA saya di ibukota. Saya memperkenalkan diri saya dengan nama Yasmin. Hingga sekarang saya bekerja di Jakarta.

Hal itu bisa jadi sebuah lelucon tersendiri untuk saya. Kalau saya menerima sms dengan nomor yang tak dikenal, kemudian orang itu memanggil saya dengan nama Ines, berarti dia adalah teman saya ketika di Malang. Namun, jika sebaliknya, berarti dia adalah kenalan saya di Jakarta. ^^ mudah kan? ;P

Ngomong-ngomong Malang, saya sedang kangen Malang -___-
Kangen apanya? nggak tau, pokoknya kangen aja ;)

Ah...jadi ingat, tadi kan kita lagi bicara tentang asal saya ya? ;P
Nah, saya ini lahir di Surabaya, kota panas yang menurut saya sedikit sumpek. *damai*
Bisa dibilang, saya hanya numpang lahir di sana ^^

Kemudian, saya menghabiskan masa kecil, anak-anak, praremaja, dan remaja di Malang.
Hmmh, kira-kira saya tinggal di Malang selama 15 tahun.
Malang letaknya di daerah dataran tinggi, jadi suhu di sana lebih dingin dibandingkan Surabaya.
Malang punya banyak makanan yang enak.
Pokoknya, kalian harus ke Malang, deh ;P
*tambah kangen Malang* T.T

Menjelang 17 tahun, saya pindah ke Jakarta.
Jadi, ya..sudah (eh baru..) 11 tahun saya menjadi anak Jakarta.

Menurut kalian, kalau ada orang bertanya. "saya berasal dari mana?", saya harus menjawab apa?


Picture
when i was little girl..
 
Picture
Gara-gara ini, Jehan ketagihan pergi ke Monas!

Foto ini diambil bulan Desember 2012, waktu liburan natal.
Bunda, abi, dan Jehan pergi ke Monas. Iseng aja. Cuma mau lihat-lihat, jalan-jalan, dan main balon sabun.

Ternyata, main di sana seru sekali.
Ada tukang jualan layang-layang.
Ada banyak anak-anak lari-lari.
Ada angin dan matahari.

Kami memang tidak tertarik untuk naik ke puncak Monas. Jadi, kami hanya jalan-jalan di sekitar lapangan Monas.
Pertama, Jehan main balon sabun yang sudah dibawa dari rumah. Jehan senang sekali karena bisa lari-lari untuk menangkap balon itu. Setelah lelah lari-lari, saatnya Jehan istirahat sambil minum susu.Eh...tiba-tiba ada tukang layang-layang lewat.

Kali ini bunda yang semangat. Ayo beli layang-layang! Harganya muraaaah bangeeet, 5 ribu kalau nggak salah ;P
Ketika main layang-layang, Jehan lihat ada kereta api mini di seberang kami. Wuih...dia semangat banget pingin nyobain.
Akhirnya, Jehan dan abi pergi ke tempat kereta api. Bunda lanjut main layang-layang. ^^

Tau nggak sih?
Untuk main kereta api ini, cuma merogoh kocek 5 ribu dan itu tidak dihitung berapa putaran (lap).
Kata abang-abangnya, "Sampai keretanya mati aja" maksudnya sampai dinamo listriknya mati.
Gileeeee....
itu lama banget sodara-sodaraaa..
Jehan dari yang berekspresi senang bersemangat sampai berekspresi datar dan penuh tanda tanya (kok, nggak selesai-selesai, sih?) hahaha...

Setelah selesai main-main.
Bau matahari.
Kami pun ngadem di Grand Indonesia.
^^
Liburan yang 3M (murah meriah menyenangkan)


Picture
bunda asyik
Picture
Tuh, keretanya kelihatan, di bawah pohon
Picture
Jehan dan abi senang
Picture
ayo, tiup balon sabunnya
Picture
kami di Monas
 
19 Oktober 2012
SELAMAT ULANG TAHUN JEHAN
bunda dan abi sayang Jehan :)


Alhamdulillah, kemarin bayi kecil kami beranjak menjadi balita lucu
bener-bener 2 tahun yang berlalu dengan cepat
Jehan tumbuh jadi anak yang sehat, cerdas, berakal, dan solihah..insyaAllah :)

2 tahun yang lalu Jehan belajar menyusu, mau apa-apa kodenya cuma nangis
Sekarang, Jehan udah cereweeeet banget, kosakatanya nggak terbendung

Tahun ini, seperti tahun kemarin, kami merayakan secara kecil-kecilan momen pertambahan tahunnya Jehan
yang datang ya sama aja, kayak keyko dan mamanya, raisya dan omanya, baba ita, plus oma edy dan cucunya

Tahun ini, abi nggak bisa ikut ulang tahunnya Jehan karena tanggal 19 pagi harus berangkat ke Malaysia.

Tahun ini, spesial, karena Jehan sudah lulus S3 ASI, artinya, genap 2 tahun bunda memberi ASI buat Jehan, alhamdulillah
semoga jadi bekal yang manis buat kamu, nak ^^
Ntar kamu pasti bangga deh waktu kamu bilang ke temen-temenmu bahwa kamu anak ASI.

Tahun ini, bunda ama Jehan juga harus belajar sapih menyapih.
Proses menyapih ini bener-bener proses yang tak terungkapkan.
Jehan masih terbiasa nyusu ke bunda kalau mau tidur malam
Kalau bunda nggak ngajar juga, Jehan kolokan banget sebisa mungkin memanfaatkan susu bunda ^0^

Kamarin, bunda harus ngajar dari pagi sampai siang, Jehan sama sekali belum nyusu
sampai malamnya....
waktu mau tidur....
Awalnya Jehan sudah pinter mau bobok nggak pakai nyusu, sudah ajak boneka2nya bobok bareng, sudah minta selimut
enggak taunya..rengekan khas pun datang... "bundaaaa...mau mimik cucuuuu.."
Bunda pun berusaha teguh untuk tidak memberi susu, tapi enggak tau kenapa di dalam hati masih belum sreg
Rasanya sedih dan belum siap
Mungkin ini juga yang dirasakan Jehan
Akhirnya bunda pun luluh dan memberi mimik cucu-nya Jehan dengan sebuah pembuka...

"Jehan, bunda sayang banget ama Jehan, selamat ulang tahun ya, Jehan sudah jadi anak kecil, bukan bayi lagi, kalau sudah 2 tahun dan tiup kue ulang tahun artinya apa hayo?"

"Jehan nggak boleh mimik susu bunda lagi" sambil Jehannya terisak-isak

"Nah, sudah pinter kan, sekarang bunda kasih mimik cucu tapi ini yang terakhir ya" bundanya ikut mewek

bunda ama jehan mewek berdua ~.~
terus nggak lama bunda ngajak Jehan ketawa karena proses ini nggak boleh diakhiri dengan tangisan, akhirnya Jehan pun mimik cucu dengan senang.
Enggak lama mimik cucu, Jehan pun "melepaskannya" sambil bilang, "sudah bunda!"
Kami pun lanjut ngobrol2 sampai Jehan ngantuk
Akhirnya, setelah lampu kamar dimatikan, Jehan pun tertidur dengan lelap sampai keesokan harinya.

Hari ini, Jehan main dengan lincahnya, bunda tepar, sakit nggak karuan, bedrest!
Cuma sekali di siang hari Jehan merengek nggak jelas sambil megangin "mimikcucunya", tapi nggak dilanjutin setelah dia punya perhatian lain.

Malam ini, waktu tidur pun tiba, bunda udah merasa siap untuk "menolak" Jehan.
Seperti dugaan, Jehan pun merengek minta mimikcucu, tapi bunda tau itu bukan rengekan yang harus musti dilaksanakan
Jehan cuma meminta, dikasih syukur, nggak dikasih juga nggak apa-apa ^^
Bunda pun hanya memeluk Jehan sambil bertanya apa maunya
Jehan minta ganti posisi tidur, oke
Jehan minta ngobrol, oke
Jehan nggak mau selimutan, oke
Lalu, lampu kamar pun dimatikan, bunda pura-pura tidur, Jehan masih kedip-kedip, tapi nggak sampai semenit kemudian, sudah terdengar suara ngoroknya ^0^

Anak pintarku..semoga kamu semakin besar, berani, dan penuh kasih sayang


#Jehan 24 jam tanpa mimik cucu
Cerita belum selesai karena baru sehari, tunggu cerita selanjutnya..
 
melihatmu lelap terkadang membuat bunda berpikir
kau sungguh tenang dan damai
tak sanggup bunda bayangkan seberapa banyak pengalaman yang nanti kau lewati
kau adalah manusia pribadi yang nantinya akan menentukan jalanmu sendiri
nanti ada saatnya bunda tak bisa selalu melihat dan menjagamu
kau rasakan kegelisahan
kau rasakan kekecewaan
kau rasakan kebahagiaan
kau rasakan manis dan pahitnya hidup
percayalah, nak, semua rasa itu akan memperkayamu
jadilah anak yang berani
jadilah pengasih
jadilah dirimu sendiri
semoga bunda bisa memberi bekal yang cukup

love you always Jehan,
bunda
 
Pernah marah kan?
kepada orang lain, keadaan, diri sendiri, bahkan mungkin Tuhan

Sampai saat ini, gw masih beranggapan bahwa marah adalah satu satu ekspresi emosi yang disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan
Lagi capek pulang kerja lalu jalanan macet --> tidak menguntungkan --> marah
Lagi tidur santai pada minggu pagi lalu dibangunkan dengan cara yang ugal-ugalan --> tidak menguntungkan --> marah

dan ini yang terjadi ama my beauty angel, Jehan
Lagi enak-enak main sama temannya lalu disuruh pulang ---> tidak menguntungkan --> marah
Yeah, gw sedang berhadapan dengan seseorang yang sedang mengeksplorasi perasaannya, orang-orang menyebutnya sebagai "the terrible twos", gw menyebutnya sebagai gerbang emosi.

Ini adalah salah satu tahapan tumbuh kembang sosial dan emosional seseorang, sebagian besar memulainya ketika berumur 2 tahun. Akan tetapi, banyak juga yang sudah memasuki gerbang emosi ini ketika berumur 18 bulan.
Pada masa-masa ini, seseorang akan menunjukkan kepada sekitar bahwa dia bukan lagi anak kecil dan bisa melakukan hal-hal yang biasa dilakukan oleh orang tuanya.

Contohnya:
Jehan sudah suka pakai sepatu sendiri
Jehan suka nyobain high heels bunda
Jehan suka bermain sebagai "orang tua" untuk boneka-bonekanya, seperti menyuapi, memandikan, atau menganti baju bonekanya

Terkadang, masalahnya adalah seseorang yang sedang memasuki gerbang emosi ini belum bisa mengendalikan secara tepat ekspresinya. Oleh karena itu, ada istilah temper tantrum. Itu lhoo..siapa yang pernah lihat anak-anak nangis sampai guling-guling di lantai tak terkendali?
Ketika gw belum punya anak dan melihat kejadian seperti itu di salah satu mal, reaksi gw adalah..
"Ih..ibunya gimana sih, anaknya nggak diajarin sopan santun apa? kok bisa sampai kayak gitu di mal"
atau
"Ih..ibunya tega banget deh, masa anak dibiarin nangis sampai kayak gitu"
(well..emang udah jatahnya ya, kalau ada apa-apa, pasti yang disalahkan pertama ibunya)

Ternyata, menangani anak yang sedang tantrum ya seperti itu...
biarkan lah anak itu melepas emosinya, jangan dilawan, buat dia tahu bahwa reaksi semacam itu bukanlah reaksi yang tepat sehingga pasti tidak mendapat hasil yang diinginkan.
Jauhkan dia dari keramaian, peluk dengan kasih sayang, dan biarkan dia merasakan cinta kita.
Setelah tenang, baru deh diberi pengertian

Nah, bagaimana dengan Jehan?
Selama ini, gw memperhatikan bahwa dia masih sangat belum bisa menguasai emosinya.
Jehan adalah anak yang sangat sensitif
Ketika melihat atau merasakan hal-hal yang sedikit "sendu", raut mukanya langsung ikut sendu
dan sebaliknya ketika dia merasa senang, Jehan bisa tertawa tanpa batas
Pokoknya semua masih serbaterlalu

Bagaimana dengan emosi marahnya?
Alhamdulillah, sampai saat ini gw belum mengalami kejadian tantrum pada diri Jehan.
Tapi bukan berarti dia nggak pernah marah lho..sering banget Jehan marah ketika ada hal yang tidak menguntungkan buat dia
Apa ekspresi marahnya? TERIAK!
Dia teriak beberapa kali sambil menatap wajah orang yang menurutnya "merugikan" dia, setelah itu dia mencari tempat yang "nyaman" (bisa ke arah orang yang menurutnya "menguntungkan", bisa juga menyendiri sambil menutup muka)
Setelah itu, kalau dia sudah tenang, dia pun akan kembali seperti semula

Jujur, sampai saat ini gw masih belum tahu apakah ekspresi marah yang seperti itu sudah tepat di usianya.
Sebagai orang tua yang berprinsip lihat-ntar-aja (bukan hal yang patut dicontoh) ya gw menikmati aja segala tahap perkembangan Jehan

Doa gw cuma satu, semoga Jehan bisa merasakan rasa sayang gw kepada dia dan menggunakan itu sebagai pegangan hidupnya.
Picture
jehan dan sepatu bunda
 
This is it (kata Farah Queen)
Roti keju kribo sehat ala bunda

hahaha,,
ini dia salah satu penampakan menu sarapan Jehan kalau dia bosan makan nasi
roti tawar isi keju ditambah brokoli rebus saja dia sudah senang
proteinnya adalah chicken nugget bikinan sendiri yang dalemnya ada wortel dan keju, resepnya diambil di sini, tapi bayam di dalam resep saya ganti dengan wortel
 
Situasi: Jehan sudah selasai mandi dan akan pakai baju. Jehan berlari ke lemari pakaiannya.
Jehan: Jehan mau pakai boneka yang ada bajunya
Bunda: Baju yang ada bonekanya, sayaaang
Jehan: owww..ya..ya...

Situasi: Bunda sedang menyiapkan sarapan untuk Jehan. Jehan itu ke dapur dan melihat bunda masak. Setelah itu, masakan siap dimakan
Jehan: makasih ya bunda, sudah dimasakin
Bunda: *bengong* sama-sama Jehan
Jehan: Jehan lucu, sudah disuapin, kok besar
Bunda: Iya nih Jehan, sudah besar, kok masih disuapin

LOL ^^


 
Tak lama lagi Jehan berumur 2 tahun =)
Perasaan bunda? antara senang campur deg-degan
Senang karena Jehan sudah beranjak besar, deg-degan karena sebentar lagi Jehan sudah nggak bisa mimik susu bunda lagi
Wuuuussshhhh...mau nggak mau harus dijalani!!!

Masih inget waktu Jehan baru lahir trus melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), masih inget gimana Jehan belajar mengisap puting, masih inget gimana Jehan cari-cari sumber susunya, masih inget genggaman tangan kecilnya di jari telunjuk bunda, masih inget banget tubuh mungilnya yang ringkih, masih inget wajahnya ketika tertidur pulas di pelukan, masih inget wajahnya waktu mabok ASI, masih inget gimana cara Jehan membujuk untuk minta susu, "bundaaaa, Jehan mau mimik cucu". Kalimat itu diucapkan dengan manja, pelan-pelan kata-katanya diucapkan satu per satu, lalu diakhiri dengan ciuman di bibir dan senyuman.
Dan tak lama lagi, semua ini harus diakhiri, hmm..tidak ada rasa sedih, insyaAllah, yang ada rasa bangga.
Bangga karena sudah memberikan haknya Jehan dengan sempurna, bangga karena berhasil memberikan yang terbaik untuk dia, bangga karena diberi kesempatan untuk menyusui, bangga karena Jehan tumbuh sebagai anak yang sehat, pintar, dan membanggakan, insyaAllah..saya bangga

Memang semua yang sudah diawali ada akhirnya...dan proses menyusui ini rasanya cepat sekali
2 tahun waktu kami, bunda dan Jehan, untuk beradaptasi
semua rasa ada, dari senang, sedih, gemas, sampai bete
2 tahun lalu, Jehan belajar menyusu dan saya belajar menyusui
Sebentar lagi, Jehan harus belajar disapih dan saya belajar menyapih
Seperti hantu yang terus membayangi ibu-ibu, penyapihannya Jehan ini kadang-kadang lumayan bikin kepikiran yaaa

Kata orang-orang, semua pasti pas pada waktunya
Secara fisik, Jehan mungkin tidak terlalu membutuhkan ASI karena dia sudah banyak makan makanan yang lain
Secara fisik, mungkin ASI saya juga sudah tidak banyak, bahkan mungkin tidak keluar
Secara fisik, Jehan sudah bisa bicara dan beradaptasi dengan orang lain, dia mampu berinteraksi dengan sekitar, dengan kata lain, saya bukanlah satu-satunya orang yang dia kenal
Namun, yang susah adalah mental kami
Apakah kami sudah siap untuk melepas kebiasaaan yang selalu kami lakukan sejak 2 tahun yang lalu? sejak Jehan pertama kali menghirup udara dunia?
Jawabannya, insyaAllah, pasti bisa dan harus bisa!!! ^^

Beberapa bulan terakhir, Jehan sudah mengenal kalimat, "kalau sudah 2 tahun, Jehan sudah besar, nggak boleh mimik susu bunda lagi, mimiknya susu bearbrand atau susu dancow"
Beberapa malam ini Jehan sebelum tidur juga sudah saya coba untuk tidak menyusui, walaupun...tidak berhasil ;)

Sebenarnya, Jehan bisa bobok sendiri, tanpa menyusu kepada bunda, tapi yaaaaa kalau bunda ada di rumah kok manjanya dateng, selalu minta mimik susu bunda ^^

Tapiiiiii...
Siang ini, waktu Jehan bobok siang, saya berhasil menidurkan Jehan tanpa menyusuiiii ^^
one step ahead for me!!
rasanya yaaaa...sueneng plus bangga bisa kayak gitu hehehehe..
Caranya gimana?
Awalnya pasti Jehan merengek minta susu, lalu dengan sabar saya bilang, "Jehan sudah besar, coba ya bobok sendiri, Jehan kan kalau mimik susu sukanya gigit-gigit, bunda jadi sakit dong"
Reaksi Jehan...tentu saja masih merengek, lalu saya tawarkan untuk pijat dia (Yup, salah satu kesukaan Jehan, dipijat!!)
Bunda pijat kaki dan tangannya, lalu Jehan ambil posisi telungkup *yahhh..keenakan nih anak*, pelan-pelan bunda pijit punggung dan kakinya, dan lama-lamaaa.... Voilaaaa..... Jehan tidur ^^

Tantangannya adalah ketika mencoba untuk menidurkan Jehan, rasa ngantuk itu datang dengan cepat dan kuat kepada saya..arrggghh..jadi kadang-kadang, bukannya Jehan yang tidur, malah saya yang tidur duluan ;P
well, enjoy every step i take ^^

cheers,
bunda


 
Foto di atas adalah waktu kami pergi jalan-jalan ke salah satu pantai di Tuban lho, tapi sudah rada kesiangan jadi rada panas ^^ Namanya Pantai Boom.
Tuban adalah sebuah kota kecil di jalur pantai utara Jawa
Lokasinya ada di Jawa Timur, kalau dari arah Surabaya, kamu terus mengarah ke barat melewati Gresik, Lamongan, dan Babat.

Apa yang spesial dari kota ini?
Tentu saja hidangan lautnya :D
Kalian bisa menemukan dengan mudah hidangan laut yang segar dan "menggigit" lidah, yup, betul!!
Saya pakai kata menggigit karena biasanya hidangan laut di Tuban ini disajikan dengan bumbu yang berani dan pedas, mantab lah rasanya

Hidangan apa yang harus dicoba?
Cobalah ke daerah Manunggal di sana ada restoran yang menjual kare rajungan
Rajungan adalah sejenis kepiting, tapi memiliki struktur daging yang lebih manis dan kenyal
Saran saya yaa..kalau pesan bilangnya, "pedasnya yang sedang saja, ya" Kalau pesan kare rajungan yang pedas dijamin nggak akan menikmati makannya, yang ada cuma kata, "fhuuu..haaah..fhuuuh..haaa." *lap keringat* *kepedesan* hahaha
Terus minumnya jeruk nipis hangat deh, hmmmmh,,,,nendang!
Seporsi kare rajungan yang ukuran jumbo (isi 2 rajungan) herganya 60rb rupiah, cukup mahal, tapi sepadan kok ;)

Kalau mau beli oleh-oleh dari Tuban, tentu saja pilihannya adalah aneka olahan laut, mulai dari segala macam kerupuk (ikan, kulit ikan, kulit cumi, dll), terasi, ikan asin, sampai kecap. Ow ya, belakangan ini juga mulai banyak toko yang menjual batik tulis khas Tuban. Motifnya sih hampir mirip dengan kebanyakan motif batik di Jawa Timur, tapi tentu saja ada motif khusus yang membedakannya.

Di Tuban ini, kalau saya perhatikan, objek wisata yang marak adalah objek wisata religi. Objek wisata yang paling ramai dan terkenal adalah makam Sunan Bonang. Beliau adalah salah satu wali songo, penyebar agama Islam di Pulau Jawa. Sunan Bonang ini mendekatkan Islam kepada penduduk dengan media seni, yaitu musik gamelan. Ow iya, arsitektur Masjid Agung Tuban yang bersebelahan dengan komplek makan Sunan Bonang juga asyik lho buat dilihat.

Jadi, kalau lewat jalur pantai utara jawa, khususnya di daerah Jawa Timur, boleh lah coba mampir beristirahat sejenak sambil menikmati "tendangan" kare rajungan :D

 
Assalamualaikum teman-teman
Sebelumnya, kami sekeluarga mengucapkan,
MINAL AIDZIN WAL FAIDZIN, Mohon Maaf Lahir dan Batin ^^
Akhirnya nulis blog lagi, setelah sebulan yang seru di bulan Ramadhan

Kemarin, kami baruuu saja tiba di Jakarta, pulang kampung nih ceritanya ; )
Cerita tentang lebaran ini cukup seru karena kami ke dua kota, Malang dan Tuban
Kota yang satu terletak di dataran yang cukup tinggi jadi kalau malam cukup dingin
Kota yang satunya lagi terletak di pinggir pantai utara jadi suhunya lumayan panaaass hahaha
Tapi, di tulisan kali ini, gw belum akan cerita tentang perjalanan mudik kami

Tulisan ini saya dedikasikan untuk Jehan
Mudik lebaran kali ini bagi saya adalah ujian buat Jehan, ujian apa?
hmm..

Jadi, kira-kira sudah dua bulan ini Jehan nggak pernah ngompol, walaupun dia dipakaikan diapers
Kalau di rumah, Jehan sudah total pipis di kamar mandi pagi, siang, sore, dan malam
Kalau pergi deket-deket di sekitar rumah juga nggak pernah ngompol karena sudah pipis dulu di rumah
Kalau pergi ke mal yang lumayan lama, pakai diapers, tapi tetep pipis di toilet
(cerita pipis di toilet mal ini lucu deh, pernah sekali waktu kami ke Kuningan City, mungkin Jehan sudah bener-bener pengen pipis, jadilah dia ajak bunda ke toilet, waktu itu toiletnya cukup rame, tapi karena orang-orang kasian lihat mukanya Jehan, alhasil Jehan dipersilakan pipis duluan ^^)
Pernah waktu perjalanan dari rumah mertua menuju rumah, maceeet banget, superduper macet karena jam pulang kantor dan menjelang waktu berbuka puasa
Tiba-tiba di daerah Mampang, Jehan bilang kalau mau pipis, dan saya tidak bawa persediaan diapers, alhasil saya suruh Jehan buat nahan pipisnya sambil cari pom bensin terdekat...LOL...berhasil lhooo, Jehan pipis di toilet pom bensiiiin ;P

Sebenarnya proses toilet training ini sudah dimulai sejak lama
waktu masih bayi, eyang mamanya Jehan selalu rajin menatur (tatur) Jehan pipis di kamar mandi, tapi ya tetap saja, namanya juga anak bayi, belum bisa mengontrol kapan pipisnya
Kemudian, saya perhatikan, Jehan kalau bangun pagi, clothdiapersnya selalu kering, lalu saya coba antar dia ke kamar mandi untuk pipis juga anaknya oke-oke aja
Dari situ mulailah saya biasakan Jehan sebelum tidur pipis dan cuci kaki tangan dahulu, lalu tidur tanpa diapers, lalu bangun tidur dan ke kamar mandi

Nah, di momen pulang kampung kali ini, saya coba untuk tidak memakaikan diapers ke Jehan, maksudnya buat ujian kelulusa dia di dunia perpipisan ^0^
(tapi tetep aja yaaa, buat jaga-jaga selalu sedia diapers di tas ^^)
Perjalanan berangkatnya, saya masih belum pede, jadi Jehan tetap dipakaikan diapers
Ketika di bandara, Jehan sempat ikut eyang mamanya ke toilet, perjalanan yang saya perkirakan tidak terlalu lama ternyata moloooor
Pesawat yang membawa kami ke Malang harus delay selama kurang lebih 2 jam..arrrghhh..mati gaya kami di bandara
Jehan dari yang semangat lihat pesawat dari ruang tunggu, sampai ketiduran, sampai bangun lagi juga belum berangkat-berangkat -__-
Kami berangkat dari rumah sekitar jam 7 pagi dan sampai rumah di Malang sekitar jam 3 sore, waktu saya buka diapersnya....KERING saudara-saudaraaaa ^^
Langsung deh, Jehan saya bawa ke kamar mandi dan pipis dengan banyaknyaaa hahaha

Selama kami di Malang pun, Jehan selalu pipis di kamar mandi
Perjalanan Malang--Tuban kira-kira memakan waktu 4 jam, kali ini masih pakai diapers karena perjalanan darat pakai mobil
Tepat sebelum berangkat, Jehan saya antar ke kamar mandi untuk pipis
Sesampainya di Tuban, voilaaaaa...diapersnya tetap masih kering ^^

Perjalanan pulangnya, dari Tuban kami harus ke Surabaya dahulu pakai mobil, lalu lanjut naik pesawat ke Jakarta
Jarak Tuban--Surabaya kira-kira memakan waktu 2.5jam, kali ini, karena terlalu sibuk di pagi harinya, saya lupa memakaikan diapers ke Jehan.
Sesampainya di Bandara Juanda masih aman, Jehan bisa pipis di toilet bandara
Lalu naik pasawat dan sampai deh di Jakarta
Kami masih menunggu abi yang beda jam keberangkatan pesawat kira-kira 1 jam
Sampai di rumah kira-kira jam 3.30 sore daaan AMAAAAAN

Jehan bisa melalui perjalanan pulang kampung ini dengan zero ngompol!! alhamdulillah..
InsyaAllah Jehan sudah lulus toilet training

bunda love you, soooo much
empat jempol buat Jehan!!


intinya: biar saja semua proses belajar ini mengalir sendiri, sesungguhnya anak-anak ini adalah makhluk yang supercerdas
*langsung ingat proses weaning*