Enam tahun saya habiskan di sekolah ini. Tentu saja banyak cerita yang tertinggal di dalamnya. Hari ini saya berkesempatan untuk mengunjungi kembali SD saya. ;)
Dari hasil ngobrol-ngobrol santai dengan 2 lelaki di atas, kami memutuskan untuk menengok sekolah kami dan guru-guru kami. Ah, rasanya senang sekali. Kami bertemu dengan guru IPA kami yang sekarang sudah menjabat sebagai wakil kepala sekolah. Mengobrol santai. Membicarakan perkembangan sekolah kami. Dan tentu saja membicarakan tingkah kami ketika masih bersekolah di sana.
Senang sekali melihat adik-adik kelas kami belajar di sana. Di kelas yang sama dengan kelas kami. Akan tetapi, dengan kondisi kelas yang berbeda. Dulu, 1 kelas diisi oleh 40-an anak. Sekarang, hanya diisi oleh 20-an anak. Fasilitas di dalam kelasnya pun sudah sangat bagus dan dilengkapi peralatan multimedia. Sayangnya, kami tidak melihat kebun mini yang dulu menjadi tempat kami bercocok tanam menanam pokcoy dan stroberi. ^^
Setelah puas memutari sekolah yang saat ini sedang dalam proses renovasi, kami memutuskan untuk pergi ke kantin. Kami mencari makanan legendaris ketika kami bersekolah di sana, yaitu BAKSO. Dulu, untuk mendapatkan semangkuk bakso, kami hanya perlu mengeluarkan uang 250 rupiah dan harus mengantre cukup lama. Hari ini kami memakan bakso yang rasanya sama dengan 15 tahun yang lalu. Luar biasa. Makan di kantin yang sama dengan rasa makanan yang sama bersama teman SD yang sudah lama tidak bertemu. Duduk di bangku yang terasa mini bagi kami, padahal mungkin bangku itu adalah bangku kami ketika bersekolah. Senangnya. ;)
Saya bangga sekali bisa sekolah di MIN Malang 1. Kalau saya tinggal di Malang, pasti Jehan akan saya sekolahkan di sana. Sekolah dengan prestasi akademik dan pendidikan agama yang bagus. Fasilitas yang menunjang dan guru yang baik.
 
Hari Jumat kemarin, tanggal 10 Mei 2013, pagi
Bangun tidur kuterus bilang ke bunda, "Bunda, aku mau ikut bunda ngajar ke kampus."
Karena hari ini agenda bunda hanya gladi resik untuk persiapan penutupan program, akhirnya aku boleh ikut ke kampus

Asyik..naik kereta..bawa adek udin..

Picture
Dibeliin es krim warna ungu sama tante Ika ^^
Picture
tidur siang di tengah gaduhnya suara
Picture
Ditemani om Pras yang kangen anaknya
Picture
Digendong om Rizal yang pingin punya anak ;P
Picture
Gangguin temen bunda yang lagi kerja
Picture
dan gangguin lagi.. ;P
Picture
coba-coba topinya para sinyo
Picture
bergaya bareng tante Ika
Picture
and makes some happy smile :D
Aku senang sekali..
bisa ketemu teman-temannya bunda :)

 
#Sedang kangen masa kecil#


Kadang, kalau ada orang bertanya, "asalnya dari mana?" saya suka galau.
Sama seperti kalau ada orang bertanya, "namanya siapa?"

hmmmh...

Nama panggilan saya memang berbeda-beda, tapi ada dua yang sangat kuat melekat pada saya.

Pertama, tentu saja Yasmin (yang akhirnya diubah2 oleh temen-temen menjadi mimin, mincul, minclup, clupi, mintul, daaan lain-lain)

Kedua, Ines/Inez. Nama ini seperti nama panggilan yang lebih mudah bagi orang tua saya. Jadi, sejak kecil, saya sudah terbiasa dipanggil dengan sebutan ini. Bahkan, orang tua saya pun mengenalkan saya kepada orang lain dengan nama Ines ini. Semua saudara memanggil saya dengan nama ini. Teman TK, SD, SMP, SMA yang di Malang pasti memanggil saya dengan nama ini. Teman2 terdekat saya memanggil saya dengan nama ini.

Nama panggilan kedua itu sengaja saya ubah ketika saya pindah ke Jakarta lalu melanjutkan setengah masa SMA saya di ibukota. Saya memperkenalkan diri saya dengan nama Yasmin. Hingga sekarang saya bekerja di Jakarta.

Hal itu bisa jadi sebuah lelucon tersendiri untuk saya. Kalau saya menerima sms dengan nomor yang tak dikenal, kemudian orang itu memanggil saya dengan nama Ines, berarti dia adalah teman saya ketika di Malang. Namun, jika sebaliknya, berarti dia adalah kenalan saya di Jakarta. ^^ mudah kan? ;P

Ngomong-ngomong Malang, saya sedang kangen Malang -___-
Kangen apanya? nggak tau, pokoknya kangen aja ;)

Ah...jadi ingat, tadi kan kita lagi bicara tentang asal saya ya? ;P
Nah, saya ini lahir di Surabaya, kota panas yang menurut saya sedikit sumpek. *damai*
Bisa dibilang, saya hanya numpang lahir di sana ^^

Kemudian, saya menghabiskan masa kecil, anak-anak, praremaja, dan remaja di Malang.
Hmmh, kira-kira saya tinggal di Malang selama 15 tahun.
Malang letaknya di daerah dataran tinggi, jadi suhu di sana lebih dingin dibandingkan Surabaya.
Malang punya banyak makanan yang enak.
Pokoknya, kalian harus ke Malang, deh ;P
*tambah kangen Malang* T.T

Menjelang 17 tahun, saya pindah ke Jakarta.
Jadi, ya..sudah (eh baru..) 11 tahun saya menjadi anak Jakarta.

Menurut kalian, kalau ada orang bertanya. "saya berasal dari mana?", saya harus menjawab apa?


Picture
when i was little girl..
 
Asyik, ya!
Pekerjaan saya memang asyik...Bisa makan di kelas (salah fokus) ;P
hahaha...

Asyik karena saya bisa terus belajar dari mereka semua.
Foto ini diambil kemarin, ketika di kelas membaca, kami membahas tentang acara syukuran.
Walhasil, nasi tumpeng pun numpang eksis di foto ini.

dan perkenalkan..ini adalah murid-murid saya yang unyu-unyu.
Ada yang berasal dari Jepang, Korea, dan Cina.
Bayangkan...3 negara dan beberapa orang dengan karakter yang berbeda..manarik bukan?
Mereka adalah mahasiswa tingkat pertama di program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA).
Karena saat ini adalah bulan-bulan pertama mereka berada di Indonesia (a.k.a belajar bahasa dan budaya Indonesia), jadilah tim pengajar menyiapkan materi perkenalan.

Beberapa minggu yang lalu, pengajar membawa buah-buahan tropis, seperti manggis, belimbing, salak, markisa, duku, dll ke dalam kelas (oh...saya berharap bisa membawa durian ke dalam kelas) ;P
dan seperti biasaaaaa...buah favorit mereka adalah manggis (the queen of fruit) #emang yah cewek#
Kadang-kadang saya suka iseng pengeen banget bawa belimbing wuluh, cempedak, asem jawa, kunyit, dll ke dalam kelas.
Tapi, misi itu belum terlaksana.
Nah, kalau lihat foto di atas. Cowok yang baju kuning itu iseeeng banget. Saya jadi terinspirasi untuk memberi "hadiah" ke dia. ^^
Tunggu kelanjutannya yaaa...


 
19 Oktober 2012
SELAMAT ULANG TAHUN JEHAN
bunda dan abi sayang Jehan :)


Alhamdulillah, kemarin bayi kecil kami beranjak menjadi balita lucu
bener-bener 2 tahun yang berlalu dengan cepat
Jehan tumbuh jadi anak yang sehat, cerdas, berakal, dan solihah..insyaAllah :)

2 tahun yang lalu Jehan belajar menyusu, mau apa-apa kodenya cuma nangis
Sekarang, Jehan udah cereweeeet banget, kosakatanya nggak terbendung

Tahun ini, seperti tahun kemarin, kami merayakan secara kecil-kecilan momen pertambahan tahunnya Jehan
yang datang ya sama aja, kayak keyko dan mamanya, raisya dan omanya, baba ita, plus oma edy dan cucunya

Tahun ini, abi nggak bisa ikut ulang tahunnya Jehan karena tanggal 19 pagi harus berangkat ke Malaysia.

Tahun ini, spesial, karena Jehan sudah lulus S3 ASI, artinya, genap 2 tahun bunda memberi ASI buat Jehan, alhamdulillah
semoga jadi bekal yang manis buat kamu, nak ^^
Ntar kamu pasti bangga deh waktu kamu bilang ke temen-temenmu bahwa kamu anak ASI.

Tahun ini, bunda ama Jehan juga harus belajar sapih menyapih.
Proses menyapih ini bener-bener proses yang tak terungkapkan.
Jehan masih terbiasa nyusu ke bunda kalau mau tidur malam
Kalau bunda nggak ngajar juga, Jehan kolokan banget sebisa mungkin memanfaatkan susu bunda ^0^

Kamarin, bunda harus ngajar dari pagi sampai siang, Jehan sama sekali belum nyusu
sampai malamnya....
waktu mau tidur....
Awalnya Jehan sudah pinter mau bobok nggak pakai nyusu, sudah ajak boneka2nya bobok bareng, sudah minta selimut
enggak taunya..rengekan khas pun datang... "bundaaaa...mau mimik cucuuuu.."
Bunda pun berusaha teguh untuk tidak memberi susu, tapi enggak tau kenapa di dalam hati masih belum sreg
Rasanya sedih dan belum siap
Mungkin ini juga yang dirasakan Jehan
Akhirnya bunda pun luluh dan memberi mimik cucu-nya Jehan dengan sebuah pembuka...

"Jehan, bunda sayang banget ama Jehan, selamat ulang tahun ya, Jehan sudah jadi anak kecil, bukan bayi lagi, kalau sudah 2 tahun dan tiup kue ulang tahun artinya apa hayo?"

"Jehan nggak boleh mimik susu bunda lagi" sambil Jehannya terisak-isak

"Nah, sudah pinter kan, sekarang bunda kasih mimik cucu tapi ini yang terakhir ya" bundanya ikut mewek

bunda ama jehan mewek berdua ~.~
terus nggak lama bunda ngajak Jehan ketawa karena proses ini nggak boleh diakhiri dengan tangisan, akhirnya Jehan pun mimik cucu dengan senang.
Enggak lama mimik cucu, Jehan pun "melepaskannya" sambil bilang, "sudah bunda!"
Kami pun lanjut ngobrol2 sampai Jehan ngantuk
Akhirnya, setelah lampu kamar dimatikan, Jehan pun tertidur dengan lelap sampai keesokan harinya.

Hari ini, Jehan main dengan lincahnya, bunda tepar, sakit nggak karuan, bedrest!
Cuma sekali di siang hari Jehan merengek nggak jelas sambil megangin "mimikcucunya", tapi nggak dilanjutin setelah dia punya perhatian lain.

Malam ini, waktu tidur pun tiba, bunda udah merasa siap untuk "menolak" Jehan.
Seperti dugaan, Jehan pun merengek minta mimikcucu, tapi bunda tau itu bukan rengekan yang harus musti dilaksanakan
Jehan cuma meminta, dikasih syukur, nggak dikasih juga nggak apa-apa ^^
Bunda pun hanya memeluk Jehan sambil bertanya apa maunya
Jehan minta ganti posisi tidur, oke
Jehan minta ngobrol, oke
Jehan nggak mau selimutan, oke
Lalu, lampu kamar pun dimatikan, bunda pura-pura tidur, Jehan masih kedip-kedip, tapi nggak sampai semenit kemudian, sudah terdengar suara ngoroknya ^0^

Anak pintarku..semoga kamu semakin besar, berani, dan penuh kasih sayang


#Jehan 24 jam tanpa mimik cucu
Cerita belum selesai karena baru sehari, tunggu cerita selanjutnya..
 
Kadang-kadang, ongkos ojek ketika macet itu suka seenak udel deh!!!!
Maksudnya bukan rasanya enak seperti udel(pusar)nya tukang ojek ya
*ya siapa juga yang mau nyobain pusarnya tukang ojek* -__-
Maksud saya adalah suka-suka tukang ojeknya alias mahal

Jadi begini ceritanya...
tadi sore saya ada tugas di Gedung Sumitmas, di daerah Sudirman. Saya berangkat dari kantor BIPA UI jam 15.15 untuk mengajar di Sumitmas jam 16.30
Rada-rada horor juga sih yeee karena cuma punya waktu 75 menit untuk menempuh perjalanan Depok-Jakarta tanpa kendaraan pribadi.

Jalan dari kantor BIPA ke stasiun UI aja sudah memakan waktu 15 menit. Belum waktu untuk menunggu kereta datang.
Kalau datang cepat ya alhamdulillah, kalau datang lama ya pasrah.
Perjalanan dari stasiun UI ke stasiun sudirman kira-kira memakan waktu 30-40 menit.
Jadi, sampai stasiun sudirman saja sudah memakan waktu kurang lebih 55 menit.
Sisa 20 menit untuk melanjutkan perjalanan dari stasiun sudirman sampai gedung sumitmas lalu naik lift ke lantai 3.

Kalau dilihat di googlemaps sih jaraknya dekat, 5-10 menit juga sudah bisa sampai.
Tapi, ini hari JUMAT sodara-sodara sebangsa dan setanah aiiiiiiiirrrrr!!!!
Baru jam 4 sore di jalan sudirman sudah antre kendaraan (kayak parkiran Grand Indonesia pindah ke jalan) #lebay ^^

Langsung deh saya bingung mau naik apa. Naik bus kopaja atau ojek?
Sebenarnya ojek adalah pilihan terakhir karena berbagai macam alasan, tapi di situasi ini rasanya ojek adalah pilihan yang paling tepat.
Saya pun memanggil tukang ojek dan bilang tujuan saya. Terjadi pembicaraan:

Saya(S)               : Bang, ke sumitmas ya
Tukang Ojek (TO) : sumitmas? senayan, mbak?
S                        : iya, tinggal lurus doang, ayo! (pasang helm)
TO                      : 30ribu ya mbak
S                        : WHAAAAAT???!! (mata melotot, rahang mengeras, mulut terbuka) berapa? (masih kaget)
TO                      : jalanan macet mbak
S                        : enggak..enggak..enggak (lepas helm) gile lu, enggak mau gw
TO                      : maunya berapa?
S                        : 15 ribu atau 10 ribu (dalam hati dongkol karena kalau naik kopaja paling mahal ongkosnya 5000)
TO diskusi dengan temannya lalu bicara: yaudah mbak, sama teman saya aja, dia mau 15rb sekalian pulang katanya
S                        : oke

Saya pun naik ke atas motor, tak lupa pakai helm dan bismillah...
Selama 15 menit ke depan rasanya nyawa saya dipertaruhkan di tengah-tengah kemacetan. Mampus! saya dapet tukang ojek yang tidak taat peraturan lalu lintas. Nyetirnya kayak semut yang nggak bisa liat tempat kosong sedikit pun.
Celaka rasanya dekat sekali. Cuma bisa banyak doa, tahan napas, dan pasrah. Berharap semoga tidak ditabrak motor lain atau mobil atau kopaja -___-

Pukul 16.25 saya sudah sampai depan gedung sumitmas, lepas helm, lalu menyerahkan selembar uang 20ribu. Terjadi percakapan lagi:
TO        : kembali berapa?
S          : ya 5ribu lah, pak (dalam hati saya, kan perjanjiannya 15rb)
TO        : (dengan muka yang tidak bisa dideskripsikan) enggak 2ribu aja, mbak?
S          : (dengan muka yang lebih absurd) yaudah pak, ambil aja kembaliannya. (bergegas pergi)

Saya udah males dan nggak punya waktu untuk berdebat dengan tukang ojek. Sebenarnya uang 5ribu untuk saya tidak masalah, tapi saya sudah ilfil ama tukang ojeknya.
Memang jalanan macet sekali. Kalau saja si tukang ojek mengendarai motornya dengan baik, jadi pengendara yang baik saya dengan senang hati memberinya uang tips.

Eh, tapi jangan salah ya, saya ikhlas kok dan saya berterima kasih pada dia karena telah mengantar saya dengan selamat sampai tujuan.

happy friday night, people

 
Tadi, ketika mengajar di kelas, gw membahas tentang peribahasa.
Cuma satu sih yaitu tentang tradisi atau kebiasaan di masing-masing negara
semua udah pada tau kan peribahasa "lain padang lain belalang, lain lubuk lain ikannya"
(yang belum tau harap buka kembali buku pelajaran sekolahnya) ^^

Nah, akhir-akhir ini ada ungkapan yang sering gw pikirkan, yaitu "mulutmu harimaumu"
kenapa bukan "mulutmu kucingmu, mulutmu tikusmu, mulutmu kura-kuramu" atau binatang lainnya
kenapa harus harimau sih? apakah harimau bisa bikin gw koprol sambil bilang WOW gitu? *mulai melantur*

yak..lanjut..
Sebelum gw menjelaskan kenapa, mungkin ada baiknya gw membahas arti ungkapan tersebut.
"Mulutmu harimaumu" adalah ungkapan yang digunakan agar orang-orang menjaga perkataannya
dengan kata lain, hati-hati ama omongan lo!
Lalu, apa hubungannya dengan harimau?
Harimau adalah salah satu hewan buas yang bisa dijinakkan
Silakan liat di sirkus atau taman safari, pasti ada pertunjukan harimau yang lompat-lompat melewati lingkaran api
Harimau-harimau tersebut memiliki "orang tua" atau bisa juga disebut pawang, yaitu orang yang memberi makan, mengajarkan, bahkan menidurkannya.
Akan tetapi, naluri hewan buas pasti tak pernah mati, bisa saja ada peristiwa harimau memakan pawangnya, seperti berita ini
Kembali lagi pertanyaan, apa hubungannya mulut dengan harimau?
kadang-kadang sesuatu yang kita kerjakan akan berakibat yang tidak baik bagi kita
sama dengan pawang harimau tersebut, menjadi pawang adalah pekerjaannya dan dimakan harimau adalah risikonya
oleh karena itu, kita harus selalu hati-hati dalam berbicara atau bertindak karena bisa jadi omongan atau tindakan kita bisa berakibat buruk kepada kita.

Jadi, kenapa bukan kucing, tikus, atau kura-kura? ya mungkin karena orang tua dulu menganggap harimau adalah binatang yang paling buas dan menakutkan

Uniknya, kadang gw suka berpikir, mungkin suatu saat nanti akan ada ungkapan tweetmu harimaumu, status lo harimau lo, atau broadcast massage lo harimau lo!
 
This is it (kata Farah Queen)
Roti keju kribo sehat ala bunda

hahaha,,
ini dia salah satu penampakan menu sarapan Jehan kalau dia bosan makan nasi
roti tawar isi keju ditambah brokoli rebus saja dia sudah senang
proteinnya adalah chicken nugget bikinan sendiri yang dalemnya ada wortel dan keju, resepnya diambil di sini, tapi bayam di dalam resep saya ganti dengan wortel
 
Sebanyak 20 unit gerbong kereta dari Jepang sudah didatangkan tahun ini dan mulai besok tarif kereta akan naik
berita selengkapnya buka link ini

Menurut berita, per 1 Oktober 2012, yang artinya besok, tarif kereta di semua golongan akan naik 2000 rupiah
Pertanyaannya: apakah gw sebagai pelanggan setia KRL (Kereta Rel Listrik) sejak jadi mahasiswa sampai sekarang akan berpindah ke lain hati?
Jawabannya: tentu tidak!!

Gila apa gw kalau ganti alat transportasi?
Bayangkan..
Di pagi hari, saat gw harus mengajar jam 9 pagi, bisa aja gw berangkat dari rumah jam 8 (dengan catatan jalannya nggak bisa santai, sampai kantor langsung masuk kelas, dan nggak bisa nggosip2 dulu)
Di pagi hari, saat ribuan pekerja dari arah luar Jakarta naik kereta menuju Jakarta berdesakan, gw dengan santainya selonjoran di gerbong kereta, kursi masih banyak yang nganggur karena gw naik kereta yang melawan arah. Kalau pagi penumpang kereta arah luar Jakarta tidak seramai arah ke Jakarta. Begitu pun kalau sore ketika pulang kerja. Hidup bahagia gw!! (dengan catatan mahasiswa UI lagi libur)

Nah, ini dia!
Perkembangan jumlah mahasiswa UI yang naik kereta ini sangat signifikan. Yaaa..di samping jumlah orang yang bisa masuk UI sekarang semakin banyak, jumlah orang yang menyadari nyamannya naik kereta juga makin banyak. ^^

Gw mulai naik kereta sejak tahun 2004, ketika gw diterima masuk Universitas Indonesia.
Ceritanya dimulai ketika masa orientasi kampus.
Sebagai anak Jakarta yang tidak tahu menahu tentang Depok, rasanya perjalanan Jakarta--Depok itu jauh banget.
Akhirnya, gw dan teman-teman SMA memutuskan untuk cari kos di daerah Kukusan. (hmm..temen-temen gw masuknya di Ekonomi sih, jadinya gw kebawa deh ke Kukusan).
Masa orientasi dimulai, pembayaran uang kos selama 3 bulan juga sudah selesai, kegiatan sebagai mahasiswa baru pun dimulai.
Pergi kuliah pakai baju putih hitam, pakai name-tag segede urat malu yang udah putus, name-tag berwarna merah putih, bergambar lambang UI, serta ditambah foto dan nama ukuran superbesar.
(malu nggak? zaman dulu sih lumayan malu, tapi kalau dibandingkan jenis name-tag mahasiswa sekarang, hmmm..rasanya ada yang lebih memalukan hahaha...)
Nah, ketika awal orientasi, semua berjalan lancar, pagi berangkat ke kampus naik bis kuning atau ojek, pulangnya pun begitu. Ketika malam, makan malam bersama teman, lalu mengerjakan tugas.
Suatu ketika, gw bertemu teman yang (ternyata) rumahnya deket sama rumah gw dan dia nggak ngekos sodara-sodaraaaaaa..
Jleb!!!
Dia bilang kalau dia naik kereta yang harga tiketnya cuma 1500 rupiah (hmm..seingat gw, tahun 2004 kereta yang beroperasi masih kereta ekonomi biasa..itu tuh yang pintu dan jendelanya selalu terbuka, yang banyak pengemis, yang banyak pedagang, dan (ehm) yang banyak musisi kereta berparas ganteng serta mahir main musik)
Bandingkan dengan ongkos gw setiap hari kalau naik ojek dari Kukusan ke FIB sekali jalan bisa 5000 rupiah.
Perhitungan matematis pun terjadi...gw akhirnya memutuskan untuk belajar naik kereta ^^

Rasanya hidup gw dari tahun 2004 sampai sekarang akrab banget sama kereta.
Sejak kereta ekonomi bertarif 1500, lalu muncul kereta ekonomi AC bertarif 5500, serta kereta ekspres bertarif 6000. (Semua dalam mata uang rupiah dan dengan jarak Stasiun Tebet--Stasiun UI)
Sejak gw sering beli barang aneh-aneh di kereta sampai sekarang cuma beli tisu 2000-an.
Sejak gw dulu selalu naik kereta ekonomi yang kalau hujan pasti gerbongnya banjir sampai sekarang hampir selalu naik kereta yang AC.
Dulu, setiap naik kereta pasti dihibur dengan alunan musik dari musisi kereta yang "bermodal lengkap" seperti gitar elektrik, biola, drum set, dll sampai yang musisi seadanya "modal tepuk tangan". Gw sama temen gw sampai punya "mas-mas" pengamen favorit.
Dulu, ketika masih mahasiswa, cinta-cinta monyet di sesama anak kereta kadang terjadi. Kami (rombongan mahasiswi FIB) bertemu dengan rombongan mahasiswa FH atau FE atau FT. Ketemu di kereta waktu perjalanan pulang, satu gerbong, hadap-hadapan, lalu besoknya sengaja naik kereta di jam yang sama dan gerbong yang sama berharap bertemu lagi dengan mereka. Norak yeee..emaaang.. ;P

Nah, kadang-kadang "kenorakan" itulah yang tiba-tiba muncul di pikiran ketika gw sedang duduk sendiri di kereta AC dalam perjalanan pulang atau pergi bekerja.
Itu yang bikin gw rasanya sulit untuk berganti hati memilih transportasi lain. Gw udah biasa naik kereta.
Sudah biasa (kadang) terlambat karena keretanya bermasalah.
Sudah biasa jalan kaki dari stasiun UI sampai FIB berpanas-panas ria maupun berhujan-hujan ria.

Jadi, mau disuruh naik taksi, naik ojek, naik angkot, atau naik bus..bahkan nyetir sendiri ke UI kalau nggak kepepeeeet banget, gw lebih memilih naik kereta.

Mau harga tiketnya naik ya terserah, gw yakin pasti ada sebagian yang dipakai untuk perbaikan pelayanan kereta (sebagian lainnya nggak usah ditanyakan deh ke mananya..)
Doa gw yang terbaik untukmu, duhai kereta..

 
_We are shaped by our thoughts; we become what we think. When the mind is pure, joy follows like a shadow that never leaves.
Buddha


Hari ini saya punya cerita...
Pernah nggak sih kalian memikirkan sesuatu, lalu tiba-tiba dalam waktu yang nggak lama, keinginan itu terwujud
Pasti pernah, kan?

Ini ceritaku..

Hari ini, entah kenapa pengen banget pakai baju warna hitam. Hasilnya, saya pun memutuskan untuk pakai celana hitam, baju atasan lengan panjang warna hitam, dan kemeja luaran tipis warna putih (biar nggak kelihatan berkabung banget).
Saya menyadari pakaian ini akan bikin gerah banget, apalagi jadwal hari ini cuma sampai siang.
Akan tetapi, karena moodnya pakai baju ini, jadi ya hajar aja..malah kepikiran pulang sore biar nggak panas

Nah, intinya ada di kata kepikiran ini, seperti sesuatu yang kuat dan yakin bahwa saya akan pulang sore, walaupun saya nggak tau akan ngapain untuk mengisi waktu dari siang sampai sore

15menit kemudian...
Dateng bbm (blackberry messaging) dari Desril, teman sesama pengajar yang isinya:
Mince, aku udah di jalan
Tapi tadi Junki sms kalau Hide ga belajar..gw balik lagi deh..kamu mau ga gantiin aku yang siang?hehehehe

Jadi, Junki dan Hide adalah murid privat kami, mereka belajar 6 jam dalam sehari *pengsan*
Sesi belajar mereka dibagi menjadi 3 sesi, yaitu jam 8.30--10.30, 11.00--13.00, dan 14.00--16.00
Nah, gw cuma dijadwalkan ngajar Junki sampai jam 1 siang, sesi selanjutnya dipegang Desril
Desril dijadwalkan ngajar Hide sampai jam 1 siang, lalu sesi selanjutnya ngajar Junki, si Hide ama pengajar lain

Nah kan...keinginan gw tercapai..GW PULANG SORE, walaupun yaa karena ngajar bukan karena santai2 ;)
Tapi, apapun itu..gw merasa senang!!
^^
Entah senang kenapa, mungkin karena berhasil menghindari panasnya Depok--Jakarta di siang hari
Mungkin karena punya kegiatan untuk mengisi waktu sampai sore
Mungkin juga karena keinginan saya--yang cuma sepintas, tapi kuat--terwujud

Yang penting..SENANG!

Gw jadi berpikir, keinginan yang sesederhana itu aja bisa langsung terwujud dengan cara yang tak terduga. Bekalnya cuma yakin!
Keinginan..apapun namanya..bisa mimpi, harapan, cita-cita, doa, dan lain-lain yang muncul di pikiran atau perkataan pasti bisa tercapai!

All our dreams can come true, if we have the courage to pursue them
Walt Disney